Bolmut – Massa aksi Aliansi Masyarakat Peduli Demokrasi (AMPD) seruduk Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut), Senin (27/05/2024).
Massa aksi tersebut menyampaikan protes kepada KPU Bolmut, terhadap dugaan praktik nepotisme pada rekruitmen Panitia Pemungutan Suara (PPS).
Mirisnya, nepotisme itu diduga dilakukan oleh Ketua KPU Bolmut Zamaludin Djuka.
“Kami hanya meminta klarifikasi Ketua KPU Bolmut, agar supaya tidak berlarut-larut, karena begitu banyak orang yang masuk ikut seleksi, tapi kemudian tidak lolos, kami hanya menyayangkan ada sifat nepotisme ini, kami hanya menyayangkan,” teriak orator aksi.
Sayangnya, massa aksi tersebut tidak berhasil bertemu dengan komisioner KPU Bolmut.
Pantauan media ini, tidak ada satupun komisioner KPU Bolmut yang menemui massa aksi.
Selang 20 menit massa aksi menyampaikan aspirasi, mereka kemudian beranjak menuju titik aksi berikutnya tanpa berhasil menemui komisioner KPU Bolmut.
Atas kejadian itu, massa aksi mengecam sikap komisioner KPU Bolmut yang enggan menemui mereka.
“Padahal kami sudah menyampaikan surat pemberitahuan sejak Tiga hari lalu, tapi sangat disayangkan, anggota KPU tidak ada, padahal hari ini hari Senin, hari kerja, seharusnya mereka sudah berada di kantor,” ujar orator.
Untuk itu, massa mengancam akan kembali menggelar aksi dengan massa yang lebih besar, sekaligus menyampaikan mosi tidak percaya kepada lembaga penyelenggara Pemilu itu.
“Gerakan ini tidak sampai di sini, kami akan kembali menyampaikan mosi tidak percaya dengan massa yang lebih besar,” tandas orator.
Terpisah, Ketua KPU Bolmut Zamaludin Djuka, mengaku pihaknya dalam perjalanan menuju kantor.
“Saya tadi masih dalam perjalanan dari rumah, saya tiba di kantor, massa aksi sudah tidak ada,” ujar Djuka.
Terkait tudingan nepotisme, Djuka menepisnya, kata Djuka, pihaknya sudah melakukan prosedur rekruitmen PPS dengan benar.
“Tidak ada nepotisme, seleksi PPS sudah sesuai dengan prosedur,” Tutup Djuka.