BITUNG – Antrian panjang kendaraan khusunya dum truk dan konteiner yang mengantri di beberapa lokasi SPBU di kota Bitung, mendapat sorotan dari masyarakat serta para pengguna jalan lainnya.
Pasalnya, kendaraan besar yang antri setiap hari untuk mendapatkan bahan bakar jenis Solar itu, menggunakan badan jalan sehingga mengganggu arus lalu lintas pengguna jalan lainnya.
“Diduga polres dan disub tidak ada upaya untuk menyikapi pihak SPBU dan menertibkan kendaraan dum truk dan konteiner yang selalu antri di badan jalan, karna sangat mengganggu pengguna jalan lain,” kata salah satu pengendara yang tak ingin disebutkan namanya, jumat (5/4/2024).
Terpisah Frans salah satu dari beberapa pengendara mobil yang ikut antri bahan bakar Solar di SPBU tersebut mengaku, terjadinya antrian panjang setiap hari itu disebabkan oleh puluhan mobil besar yang tengki bahan bakar nya diduga sudah dimodifikasi, para sopir itu mengantri BBM bersupsidi,setelah mereka mendapakan kemudian dijualnya kembali kepada pengusaha penampung minyak demi mencari keuntungan.
Ironisnya lagi, kendati pihak SPBU tau kalau Pertamina melarang konsumen membeli bahan bakar minyak (BBM) di SPBU dengan maksud dijual kembali sesuai undang-undang nomor 22 tahun 2001 tentang minyak dan gas, bahkan pihak SPBU sendir lebih paham bahwa, siapa saja yang memperjualbelikan kembali BBM tersebut, melanggar aturan niaga BBM, pasal 53 UU Nomor 22 tahun 2001 tentang Migas dengan ancaman hukuman maksimal enam tahun penjara, dan denda maksimal Rp 30 miliar, namun Pihak SPBU sendiri malah tutup mata.
Sementara pantauan radarsulut.com di lapangan selama ini, antrian panjang mobil yang mengantri untuk mengisi BBM bersubsidi di beberapa SPBU yang terletak wilayah kota Bitung ini diduga milik para pengusaha mafia BBM jenis solar.
Pasalnya, setiap pagi hingga malam hari puluhan mobil telah diparkir di seputaran SPBU. Terpantau juga puluhan sopir nya yang lagi santai sambil menunggu SPBU dibuka.
Diduga kuat, ada komisi yang diambil oknum tertentu di SPBU yang terletak di kota Bitung ini sehingga aktifitas pengisian BBM pada ratusan mobil berjalan lancar tanpa berpikir dampak yang dirasakan para supir angkutan umum dan pengendara lainnya yang aktifitas nya sehari hari cari penumpang dan pekerjaan lain nya.(Fer)
bagimana mo abis tu mavia bbm
penerima suap di ganti sama penerima sogokan
pas ada pergantian oknum paling lama 1 bulan antrian di spbu jadi longgar
karna masih beradaptasi
kalo adaptasi sukses (di acc) oleh oknum maka padatlah antrian …