MANADO–Tren positif kembali terlihat dalam perkembangan pasar keuangan Indonesia, khususnya dari sisi jumlah investor domestik. Hingga Juli 2025, total investor di Tanah Air telah menembus angka 17,47 juta orang dengan 79 persen di antaranya berasal dari kalangan generasi muda. Fakta ini menjadi sinyal kuat akan potensi besar yang dimiliki anak muda dalam memperkuat basis investor domestik Indonesia.
Pimpinan Departemen Pengembangan Pasar Keuangan Bank Indonesia, Ruth A Cussoy Intama, mengungkapkan bahwa dominasi generasi muda dalam dunia investasi merupakan cerminan dari perubahan positif dalam struktur partisipasi masyarakat terhadap pasar keuangan formal. Hal ini disampaikan dalam kegiatan Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (LIKE IT) 2025 Series #3 yang berlangsung di Aula Kantor Perwakilan BI Provinsi Sulawesi Utara, Kamis (11/09/2025).
“Seiring perkembangan pasar keuangan Indonesia menunjukkan bahwa dominasi generasi muda, secara langsung mencerminkan adanya potensi yang besar dalam penguatan basis investor domestik,” ujar Intama.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa demografi Indonesia yang didominasi oleh anak muda menjadi peluang strategis untuk memperluas partisipasi masyarakat dalam instrumen keuangan formal. Namun, Intama juga menyoroti pentingnya literasi keuangan yang memadai agar partisipasi tersebut tidak hanya bersifat kuantitas, melainkan juga berkualitas.
“Ini adalah momentum yang sangat penting. Partisipasi generasi muda sangat menjanjikan. Namun demikian perlu diimbangi dengan literasi keuangan yang tepat, sehingga investasi dilakukan secara cerdas, cermat, bahkan terukur,” tuturnya.
Meskipun antusiasme generasi muda terhadap investasi terus meningkat, tantangan utama masih terletak pada tingkat pemahaman dan pengetahuan yang belum merata, khususnya mengenai risiko dan strategi dalam berinvestasi. Hal ini membuat peran institusi pendidikan dan lembaga keuangan menjadi sangat penting dalam mengakselerasi literasi keuangan.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara, Joko Supratikto juga menegaskan pentingnya literasi keuangan sebagai pondasi utama dalam menghadapi era digital.
“Literasi keuangan tidak sebatas mengenal produk dan layanan keuangan, tetapi mencakup kemampuan untuk melindungi diri dari risiko penipuan digital, serta memahami hak dan kewajiban sebagai konsumen,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa dengan literasi keuangan yang memadai, generasi muda dapat mengambil peran lebih jauh sebagai agen perubahan dengan membangun perilaku keuangan yang sehat, cerdas, dan produktif.