banner 1198x899

Bawaslu Gandeng Mahasiswa, Rumagit : Lawan Praktek Kejahatan Demokrasi

Foto Donny Rumagit
Foto Donny Rumagit

Manado–Pesta demokrasi lima tahunan di Indonesia tak terkecuali di Provinsi di Sulawesi Utara (Sulut) semakin di depan mata. Tahapan Pemilihan umum (Pemilu) yang dijadwalkan akan dihelat 14 Februari 2024 itu mulai dikencangkan. Hal ini seperti dilakukan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sulawesi Utara.

Kali ini segmen kaum intelektual yakni mahasiswa yang disasar lembaga wasit pemilu tersebut. Digelar disalah satu hotel di Kota Manado, Sabtu (19/5) Bawaslu Sulut mnghadirkan sejumlah mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Sulut dalam rangka sosialisasi pemilu partisipatif dalam rangka optimalisasi pengawasan pemilu serentak tahun 2024.

“Kami berharap dengan adanya mahasiswa kita akan membuat suatu gerakan moral. Gerakan moral ini nantinya akan menuju ke suatu gerakan sosial dengan itu bersama-sama kita akan melawan dan menolak praktik-praktik kejahatan demokrasi,” ujar Koordinator Divisi Sumber Daya Manusia dan Organisasi Bawaslu Sulut Donny Rumagit.

Lanjut mantan Komisioner Bawaslu Minahasa itu, partisipasi aktif mahasiswa dalam membantu Bawaslu mengawasi Pemilu 2024 dapat melahirkan pemimpin yang berpihak pada rakyat.

“Supaya nanti pemimpin yang kita pilih nanti benar-benar adalah pilihan rakyat yang berpihak kepada rakyat itu harapan kami untuk kegiatan ini,” ucapnya.

Ia berharap agar para mahasiswa secara tegas menolak politik uang, politisasi SARA, serta isu hoax dalam Pemilu Serentak 2024.

“Mahasiswa memiliki idealisme serta daya kritis yang tinggi. Saya berharap kita semua bersepakat untuk melawan politik uang, politisasi SARA, serta isu hoax pada Pemilu 2024. Jangan biarkan praktek-praktek ini terjadi,” tegasnya.

Senada dengan hal tersebut, Kepala Bagian Pengawasan, Hubmas, dan Hubal Bawaslu Provinsi Sulut Anggray Sari Mokoginta juga mengatakan keterlibatan mahasiswa pada pengawasan tahapan pemilu serentak akan membantu mewujudkan pemilu yang beritegritas.

“Mahasiswa yang adalah generasi milenial bukan lagi menjadi objek politik, tapi mahasiswa adalah subjek politik yang memiliki peran penting disetiap proses penyelengaraan serta pengawasan pemilu. sehingga  pemilu 2024 yang berintegritas bisa terwujud,” ucapnya.

Salah satu peserta pada kegiatan, Enjeli Saroinsong mengatakan tanggapannya terhadap sosialisasi yang digelar Bawaslu Sulut ini.

“Sangat baik karena menjelang pemilu 2024 nanti mungkin akan banyak terjadi pelanggaran-pelanggaran, jadi kami sebagai mahasiswa mempunyai peran untuk membantu Bawaslu untuk mengawasi pemilu yang akan datang,” kata Mahasiswi Universitas Prisma itu.(fjr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *