MANADO—Tak lama lagi umat Nasrani akan memperingati ibadah Jumat Agung. Begitupun umat Muslim yang sementara berpuasa akan menyambut Hari Raya Idul Fitri.
Menyambut kedua peringatan itu, berbagai doa dan harapan disampaikan. Kali ini datangnya dari pimpinan kampus Politeknik Negeri Manado (Polimdo), Dra Mareyke Alelo MBA. Ia menyebut melalui Paskah Kristus menyatakan solidaritasnya kepada umat ciptaannya.
“Kristus mau mengorbankan dirinya sampai mati di kayu salib agar tidak ada satupun ciptaannya yang binasa. Semoga kita dapat merespon kasihnya dan menerima uluran tangannya yang menyelamatkan,” ungkap Alelo.
Dirinya juga menjelaskan, cara membalas kasihnya yakni dengan kembali mengasihi Kristus dan sesama manusia.
“Salib Kristus mengajarkan 2 hal, baik itu secara vertikal yakni membangun hubungan dengan manusia. Sedangkan horisontal berdasarkan dengan kasih Allah, maka kita membangun hubungan kasih dengan sesama,” ujarnya.
“Secara bersamaan juga saudara-saudara kita sedang menjalani ibadah puasa dan sebentar lagi masuk hari raya Idul Fitri, maka dari itu dengan semangat paskah mari membangun persaudaraan bersama saudara-saudara kita yang sedang berpuasa,” pinta perempuan asal Nusa Utara ini.
Wakil Direktur Bidang Akademik Polimdo, Dr Tineke Saroinsong SST Meng mengungkapkan, Paskah merupakan perayaan penting bagi umat kristiani yang merayakan kemenangan Yesus Kristus atas kematian dan kebangkitannya dari kematian.
“Makna penting paskah adalah kemenangan atas dosa dan kematian. Yesus Kristus datang ke dunia untuk menebus dosa-dosa manusia dengan pengorbanan dirinya di kayu salib. Kebangkitannya dari kematian merupakan bukti kemenangan,” terangnya, Jumat (6/4/2023).
Lanjut Saroinsong, Paskah juga memberikan kehidupan yang abadi bagi umatnya. Dimana ada panggilan untuk mengikuti keteladanan Yesus Kristus yang mengajarkan kasih, pengampunan, kesetiaan dan kebenaran.
“Selain Paskah, saat ini juga kita melihat saudara-saudara kita sedang menjalankan ibadah puasa. Maka dari itu, saya ingin menekankan pentingnya menjaga toleransi dan saling menghormati antara umat beragama yang berbeda,” imbuhnya.
Ia menambahkan, bahwa semangat bulan Ramadhan adalah saling berbagi pengalaman dan saling mendukung satu dengan yang lainnya, tanpa harus memandang perbedaan agama, ras, dan budaya.
“Bulan Ramadhan juga menjadi kesempatan untuk merenung dan introspeksi diri, serta memperkuat hubungan dengan Allah. Saya mengajak untuk memanfaatkan bulan suci ini untuk memperdalam pemahaman tentang agama dan memperbaiki diri, sehingga dapat memberikan kontribusi yang lebih baik bagi masyarakat, bangsa dan negara,” pungkasnya.(tha)