MANADO–Capaian kinerja investasi Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), hingga semester II tahun 2023, berhasil membukukan Rp5,2 triliun atau 97 persen dari target yang ditetapkan.
Realisasi investasi naik signifikan adalah listrik, air dan gas, pertambangan, hotel dan restauran, perumahan, kawasan industri dan perkantoran, serta Industri makanan.
Catatan kerja keras pemerintahan Gubernur Sulut, Olly Dondokambey dan Steven OE Kandouw (OD-SK), di berbagai sektor unggulan tersebut, terus digenjot.
“Sulawesi Utara yang kondusif dan aman, memberikan dampak positif bagi investor untuk berkunjung dan menanamkan investasinya ke Sulut,” ungkap Gubernur Olly saat membuka North Sulawesi Investment Forum 2023 di Ballroom Hotel Novotel Manado, Selasa (8/8/2023).
Pada agenda penting yang digagas Bank Indonesia (BI) yang menggandeng Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Daerah Provinsi Sulut tersebut, Olly kembali menyampaikan, torehan prestasi yang ada, sejatinya sangat membanggakan. Namun, hal itu, diharapkan semakin melecut pelaku usaha, dalam hal ini, investor untuk memanfaatkan setiap peluang.
“Proyek strategis saat ini berjalan dengan baik, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) berjalan baik. Ini merupakan peluang yang harus terus digarap bersama investor dan mengelola KEK. Tahun ini pembangunan sarana dan prasarana sudah cukup, untuk menuju KEK, dan sudah bisa jalan,” jelas Gubernur Olly.
Ia juga mengatakan, akan terus mendorong pekerjaan proyek yang sudah dipercayakan di Sulut.
“Kita akan dorong terus proyek strategis nasional. Begitu juga dengan Kawasan Industri Mongondow (Kimong) agar berjalan dengan baik. Juga mempercepat investasi dengan mendorong seluruh stakeholder untuk mempermudah investasi,” tukasnya.
Meski demikian, Olly mengakui dalam investasi, masih ada sejumlah hambatan yang ditemui. Hal ini menjadi tantangan di mana pada bulan Juli 2023, terjadi perlambatan penerbitan izin SIPI karena ada Surat dari Menteri KP untuk menunda penerbitan izin kapal baru sampai dengan Desember 2023.
“Memang sempat ada hambatan, tetapi ini yang menyangkut kewenanagan Amdal yang berkaitan dengan pusat. Juga sistem OSS yang masih lambat, karena menyesuaikan dengan undang-undanh. Inilah bagian daro kendala yang kita hadapi yang juga terjadi di berbagai daerah di Indonesia,” tegasnya.
Terkait dengan pertumbuhan ekonomi yang mencapai 6,28 persen dan inflasi sebesar minus 0,03 persen, Olly kembali mengatakan, bahwa Sulut mampu menempati posisi di atas rata-rata nasional.
“Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara yang berada di atas nasional, telah berjalan sesuai dengan rencana yang tertuang dalam RPJMD dan APBD. Begitu juga dengan SDGs kemiskinan, Sulut sebelumnya 9,7 persen, sekarang 7,38 persen. Artinya ada penurunan. Ini juga sesuai rencana kerja,” tambah Olly.
Olly kembali memaparkan tentang posisi geografi Sulut, yang menguntungkan. Karena akan membuka peluang kerja sama ekonomi dengan negara yang terdekat.
“Contohnya Cina yang saat ini sudah membuka kerja sama dengan membuka penerbangan langsung. Kalau sebelumnya dua kali dalam seminggu, akan dibuat empat kali dalam seminggu. Mudah-mudahan bisa ditambah,” kata Olly.
“Kerja sama ini, memberikan kesempatan bagi investor untuk meningkatkan perekonomian di Sulut. Demikian juga dengan Sulut sebagai hub yang akan melayani aktivitas perekonomian,” jelasnya.
Selain itu, dalam waktu dekat ini, Jepang juga akan melakukan kunjungan kerja ke Sulut. “Mereka akan berkunjung untuk melihat peluang yang ada di Sulut. Nah, peluang seperti ini sangat baik bagi investor, karena Sulut terbuka untuk melakukan investasi,” tukasnya.
Kegiatan yang bertema ‘Gateway to Growth : Advancing the North Sulawesi’s Economy by Accelerating Investment and Export’ dibarengi dengan pameran proyek industri dan UMK.
Sebelumnya, Plt Kepala DPMPTSP Daerah Provinsi Sulut, Syaloom Korompis menyampaikan apresiasi kepada BI Sulut yang telah menyelenggarakan kegiatan yang memberikan dampak positif bagi kemajuan dan pengembangan investasi di Sulut.
“Ini merupakan kegiatan di tahun yang ketiga kiranya, dapat membuka dan meningkatkan peluang investasi di Sulawesi Utara,” ujarnya.
Momentum tersebut diikuti dengan penyerahan simbolis kerja sama dengan China Southern Airlines.
Turut hadir, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Destry Damayanti, Kepala BI Sulut Andry Prasmuko, jajaran Forkopimda Sulut, investor, dan pelaku UMK