Transportasi dan Konstruksi Ikut Membantu Kinerja Perekonomian Daerah Tahun 2023

 

MANADO–Kinerja perekonomian daerah di sepanjang tahun 2023 ikut terbantukan dengan lapangan usaha (LU) transportasi dan konstruksi.

Dijelaskan Kepala Kantor Perwakilan Bank Imdonesia (KPw BI) Andry Prasmuko, peningkatan kinerja sub LU angkutan udara seiring dengan penambahan frekuensi penerbangan, juga aktivasi beberapa rute domestik, dan penerbangan charter Internasional, berikut peningkatan kinerja sub LU angkutan darat yang diikuti dengan peningkatan mobilitasmobilitas, sanggup membawa perekonomian Sulut ‘bergembira’.

Selain itu, peningkatan pembangunan infrastruktur oleh pemerintah seperti preservasi jalan, jembatan, dan penanganan ruas jalan daerah juga ikut mendorong perekonomian.

Peningkatan pembangunan proyek konstruksi yang digagas oleh pihak swasta, turut berdampak pada perekonomian Sulut.

“Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi Sulut didorong oleh lapangan transportasi, yakni seiring dengan pemulihan penerbangan domestik di tengah mobilitas wisman yang masih terbatas dan lapangan usaha konstruksi seiring dengan pembangunan proyek swasta dan pembangunan proyek pemerintah seperti preservasi jalan dan jembatan,” jelas Prasmuko yang menjelaskan Overview Perekonomian Sulut pada sesi Kick Off Festival Jurnalistik and Refreshment Wartawan Tahun 2024, yang dilaksanakannya pada Kamis (22/02/2024).

Capaian transportasi di tahun 2023 sebesar 11,6 persen, atau naik sebesar 11,93 persen dari tahun 2022 sebelumnya sebesar 11,75 persen.

Demikian juga dengan konstruksi tercatat sebesar 11,20 persen atau naik 4,93 persen dari tahun 2022 sebesar 3,83 persen.

Dari sektor pertanian, Prasmuko menjelaskan adanya perlambatan kinerja sub LU tanaman pangan, yang berlangsung seiring dengan terjadinya kemarau berkepanjangan.

Sektor pertanian ada di posisi 20,45 persen atau turun 4,47 persen dari tahun 2022 yang ada di level 6,36 persen.

“Perlambatan kinerja sub lapangan usaha perikanan juga terjadi seiring dengan fluktuasi hasil tangkapan,” ujarnya.

Kinerja sub LU perdagangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda motor, juga terjadi perlambatan seiring dengan daya beli yang melemah sebagai dampak kenaikan inflasi.

Perdagangan turun 6,60 persen dari 7,45 persen di tahun 2022. Di mana pangsa pada tahun 2023 sebesar 13,57 persen.

“Hambatan distribusi barang terutama komoditas yang didatangkan dari luar,” ucapnya.

Selanjutnya, untuk perlambatan kinerja sub LU industri pengolahan makanan dan minuman terutama olahan perikanan, dialami seiring dengan fluktuasi hasil tangkapan.

Pengolahan turun 7,01 persen dari tahun 2022 sebesar 7,31 persen dengan capaian di 2023 sebesar 10,64 persen.(tha)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *