MANADO–RADARSULUT– Politeknik Negeri Manado (Polimdo) telah membina Desa Budo sejak 2013. Namun secara intensif mulai dilakukan sejak tahun 2017.
Ketika pemerintah Inggris melalui ILO (International Labour Organisastion) dalam program Skills for Prosperity Fund, melalui Politeknik Manado meningkatkan intensitas pelatihan seperti Home Stay Training, Green Business, Bahasa Inggris, Marketing, Pengembangan Produk Wisata, Peningkatan Kwalitas Promosi dan juga melalui program pengabdian pada masyarakat seperti pelatihan bidang permesinan.
Oleh karena itu Desa Budo semakin meningkatkan daya saingnya. Mahasiswa Polimdo juga terlibat mengembangkan kegiatan melalui Project Based Learning membuat Desa Budo semakin meningkatkan keunggulannya.
Direktur Polimdo Dra Mareyke Alelo MBA mengatakan, keberhasilan Fesa Budo meraih Desa Wisata 2022 tak lepas dari peran Politeknik Negeri Manado melalui program Bina Desa.
Sebab hal tersebut sebagai implementasi program Kemendikbud Ristek yakni Merdeka Belajar – Kampus Merdeka.
“Intinya Polimdo punya peran juga atas keberhasilan desa Budo. Kami bersyukur bisa meraih predikat desa wisata 2022,” tandas Direktur Alelo.
Sebelumnya Menteri Parekraf, Sandiaga Uno, mengumumkan desa wisata yang lolos 100 besar.
Desa wisata di Sulawesi Utara yang sebelumnya terdapat 12 desa wisata masuk 500 besar, akhirnya tersaring ke 100 besar.
Dua desa wisata dari Sulut yang bertahan di 100 besar ada dua desa wisata, yakni Desa Wisata Sendangan Kabupaten Minahasa dan Desa Wisata Budo Kabupaten Minahasa Utara.
Dua desa wisata ini bersaing dengan setidaknya 3.400-an desa wisata se-Indonesia yang mendaftar sebagai peserta ADWI 2022 melalui laman jadesta.kemenparekraf.go.id.
Sandiaga Uno berharap setiap desa memperhatikan inovasi, adaptasi dan kalaborasi melalui pengisian data di website Jadesta.